Frame relay , X25, FDM, TDM, CDM


FRAME RELAY Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice. Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui virtual circuit sampai tujuan.
KEUNTUNGAN FRAME RELAY Frame Relay menawarkan alternatif bagi teknologi Sirkuit Sewa lain seperti jaringan X.25 dan sirkuit Sewa biasa. Kunci positif teknologi ini adalah:
•Sirkuit Virtual hanya menggunakan lebar pita saat ada data yang lewat di dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu jaringan transmisi.
•Kehandalan saluran komunikasi dan pe
ningkatan kemampuan penanganan error pada perangkat-perangkat telekomunikasi memungkinkan protokol Frame Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error) sehingga mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses penanganan error. Fitur Frame Relay Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan tinggi
2. Bandwidth Dinamik
3. Performansi yang baik/ Good Performance
4. Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi
(High Reliability)

Perangkat Frame Relay Sebuah jaringan frame relay terdiri dari endpoint (PC, server, komputer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1). Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda:

1. DTE: Data Terminating Equipment DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini mencakup endpoint dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran informasi.
2. DCE: Data Communication Equipment
DCE adalah perangkat internetworking pengontrol carrier. Perangkat-perangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE. PRINSIP KERJA FRAME RELAY
• Aliran data pada dasarnya pengarahannya berbasis pada header yang memuat DLCI, yang mendeskripsikan tujuan frame-nya. Jika jaringan mempunyai masalah dalam menangani sebuah frame, baik yang disebabkan oleh kesalahan jaringan atau kemacetan secara praktis ia akan membuang frame tersebut.
• Frame Relay membutuhkan jaringan dengan laju kesalahan yang rendah (low error rate) untuk mencapai kinerja yang baik. Jaringannya tidak
mempunyai kemampuan untuk mengoreksi kesalahan, maka Frame Relay tergantung pada protokol-protokol pada lapisan yang lebih tinggi di dalam piranti-piranti pengguna yang memiliki kecerdasan untuk memulihkannya dengan mentransmisikan ulang frame-frame yang hilang.
• Pemulihan kesalahan oleh protokol-protokol lapisan yang lebih tinggi, walaupun itu otomatis dan andal, adalah tidak ekonomis dipandang dari s
udut penundaan pemrosesan dan lebarpita. Maka mau tidak mau jaringannya harus meminimumkan terjadinya pembuangan frame.
X.25
X.25 dispesifikasikan oleh ITU-T suatu teknologi paket Switching melalui PSTN. X.25 dibangun berdasarkan pada layer Physical dan Data Link pada model OSI. Awalnya X.25 menggunakan line analog untuk membentuk jaringan paket switching, walaupun X.25 bisa saja dibangun melalui jaringan digital. Protocol2 X.25 mendefinisikan bagaimana koneksi antar DTE dan DCE di setup dan di maintain dalam PDN – public data network.
• Anda perlu berlangganan untuk layanan X.25
ini yang bisa menggunakan line dedicated kepada PDN untuk membuat koneksi WAN.
• X.25 bisa beroperasi pada kecepatan sampai 64 kbps pada line analog.
• X.25 menggunakan frame sebagai variable
ukuran paket.
• Menyediakan deteksi error dan juga koreksinya
untuk menjamin kehandalan melalui line analog yang berkualitas rendah.
• FDM (Frequency Division Multiplexing)

• FDM adalah teknik multiplexing paling tua yang digunakan pada sistem circuit switched analog. Prinsipnya adalah setiap host yang dishared mempunyai frequency masing-masing (berbeda) yang tetap. Hal ini sama dengan link tv kabel di rumah yang dapat menerima sinyal dengan prequensi yang berbeda. Berikut ini adalah ilustrasi gambarnya.


2. TDM (Time Division Multiplexing) TDM digunakan pada sistem circuit switched digital dan sistem transmisi digital. Setiap host yang mengirim data mempunyai quanta waktu (porsi waktu/time slot), jadi host yang melalui link switch akan bergantian mulai dari host 1-3.Selain quanta, ada juga yang disebut frame, yaitu yang mencakup jumlah quanta waktu sesuai host. Berikut ini adalah ilustrasi gambarnya.

Kelemahan FDM dan TDM:
1. Jika salah satu host tidak mempunyai data untuk dikirim (idle) maka alokasi frequensi / quanta pada physical link yang ada akan sia-sia karena tidak digunakan.

2. FDM dan TDM terbatas pada situasi jumlah aliran data telah tetap dan terbatas frame waktunya.



3. Statistical Multiplexing
Statistical Multiplexing mengatasi masalah pada FDM dan TDM. Seperti pada TDM, pengiriman data bergantian dari satu host ke host lainnya, namun tidak jika ada host yang tidak mengirimkan data tidak akan terjadi idle karena langsung digantikkan oleh host yang lain. Pada Statistical multiplexing tidak ada kepastian bahwa host akan bergantian mengirimkan data, oleh sebab itu dibatasi besarnya size paket menjadi suatu blok data yang harus dikirimkan oleh setiap host sehingga jika satu host telah mengirim paket sesuai blok data, multiplexing akan langsung digantikan oleh host yang lainnya. Berikut ini adalah ilustrasi gambarnya.



CDM


1. PENJELASAN
Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi)

2. PRINSIP KERJA


1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit) yang disebut chip spreading code.

2. Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.

3. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.

4. Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.

5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan selanjutnya :

• jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,
• jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.

0 Response to Frame relay , X25, FDM, TDM, CDM

Posting Komentar